Bromo dkk dipagi hari |
Nah ba'da isya berangkat ke terminal dengan harapan besok sampe di Probolinggo bisa pagi buta, kira-kira 15 menit dari kosannya temen buat sampe di terminal. Sampai terminal berniat cari bus yang langsung arah Probolinggo tapi ternyata udah habis, yaudah akhirnya kita cari bus arah ke Surabaya. Ga taunya orang yang ngantri naik bus yang sama banyaknya minta ampun -_- jam 11an malem baru bisa berangkat dari Giwangan, kali ini dengan bus Mira, itupun saya sempet beridiri -_-. Untung ga semaleman berdiri, sampe Solo sudah banyak yang turun.. Alhamdulillah dapet tempat duduk. Yang ga habis pikir kenapa dari Jogja ke Solo aja pada naik bus Surabaya an padahal bus Jogja Solo banyak tuh. hmmm. Tapi ga apalah yang penting bisa duduk, hhe
Dengan membayar Rp 38.000,- akhirnya jam 06.00 pagi sampai Surabaya, ha?Surabaya?? . Sempet ga percaya waktu itu saya bisa ke Surabaya lagi, kota Surabaya tuh pokoknya sesuatu banget buat saya. Kenapa emang? :o pengen tau jawabannya masuk disini. he. Sampai terminal Bungur Asih Surabaya lalu solat subuh, ke toilet dan lanjut dah ke Probolinggo. Karena kali ini kami ke Bromonya lewat yang dari arah Probolinggo, katanya sih rutenya lebih enak. Perjalanan dari Surabaya ke Probolinggo ditempuh dengan waktu 2 jam perjalanan darat, kalo laut? udara?? entahlah -__- hha. Kali ini kami memakai fasilitas bus umum, entah apa nama bus nya, lupa, hehe. Cukup dengan 15.000 perak kita dianter sampai depan terminal Banyuangga Probolinggo. #ada yang pernah bawa perak sampe 15000?? zzZ. Hmm sungguh perjalanan yang cukup lama -__-
Turun dari bus (liat sekeliling). mana gunung nya? gunung Bromonya? ko ga ada? Ternyata kita belum nyampe daerah Bromonya sodara sodara. wewww =___=. Untuk bisa sampai ke daerah Bromo kita mesti naik kendaraan lagi sejenis mobil travel yang kira-kira ditempuh dengan waktu 1,5 jam dari kota Probolinggo. Cari travelnya dimana?? tenang saja sekali turun dari bus kita akan di sambut dengan bejibun sopir/kenek travel yang menawarkan transport ke Bromo, jadi ga perlu khawatir kalo bingung. Saran saja dari saya, kalo mau naik travel siapkan hati yang lapang, ikhlas, sabar, tawakal, rendah hati, suka menabung dan tidak sombong #halahh. Karena kita perlu menunggu berjam jam untuk berada didalam travel dan menunggu si mobil berjalan. Eh tapi jangan senang dulu kalo mobil udah jalan. Kita akan mampir ke tukang tambal ban dulu buat ngisi angin, setelah itu baru jalan. Eitss , baru jalan ,belum berangkat,hhe. mampir dulu ke pom bensin untuk "makan" !@#$%%^&.. Nah setelah itu baru deh berangkat ,akhirnya (menghela nafas) Alhamdu...lillah :D .Hei jangan lupa bayar!! .zzZZzzZZ -_- . $2,5. #wuiihh pake dolar :o .Atau kira-kira 25ribu rupiah. ehehe. Oh ya, kenapa kita pake travel? engga bus? Karena travel dianggap sebagai kendaraan yang paling ideal untuk sampai keatas mengingat rute perjalanan yang menanjak dan berkelok.
Kira-kira pukul 12.00 kita sampai juga kita ditempat tujuan, daerahnya namanya Cemoro Lawang, daerah pemukiman warga yang paling dekat dengan puncak Bromo. Kesan pertama waktu turun dari mobil. Dingin! rasa itu muncul dengan sekejap, serta merta tanpa permisi menyeruak menembus hingga sunsum-sunsum yang paling dalam #halahh. ha. Bener-bener uademm!! brrrr. Padahal disinilah kami nantinya akan bermalam. oohh, ga bisa dibayangkan gimana suasana malem hari yang kata warga setempat 10 kali lebih dingin dari siang hari -__-. Sampai disana kita cari home stay dulu buat naruh barang dan istirahat, dan akhirnya nemu juga home stay seharga 150ribu buat semalem dengan dua bed. Cukup murah lah untuk sekelas anak kosan kaya kita-kita ini,hhe. Satu kamar buat berlima!! wkwkwk. Ngirit berooo ngiritt !! haha. Nyaman?? mmmm yaa nyaman lah nyaman nyaman(???), kalo cuma buat tidur berjajar kaya bandeng dijemur. Lumayan itung-itung obat dingin. LOL ~~~
Setelah cukup istirahat, sore harinya langsung cabut ke puncak Bromo. niatnya sih mau liat sunset tapi langit sepertinya ga mendukung, mendung. Dengan perlengkapan perang yang lengkap, topi, jaket tebal, syal, sarung tangan, kita berangkat. Dari home stay sampai puncak Bromo butuh waktu 1,5 jam dengan jalan kaki, sebenarnya ada sih penyewaan kendaraan, mobil Jeep atau Kuda. Tapi karena kita berlima adalah laki-laki sejati dan berjiwa petualang maka kita putuskan untuk jalan kaki saja.#bilang aja kalo ga punya duit buat bayar, wkwkwkka. Ternyata cukup melelahkan juga untuk sampai puncak, soalnya kita meski menyeberangi hamparan butiran pasir yang sangat luas.Setting film Tendangan Dari Langit itu loh.
hamparan butiran pasir yang sangat luas |
puncak bromo |
Dengan senjata lengkap akhirnya kita lewati dinginnya malam, juga gelap, maklum belum ada listrik. Tapi untung ada sang bulan yang senantiasa ada didekatku untuk menerangi setiap langkah kakiku #eeaa.
pukul 02.00 dinihari |
Kali ini kita tidak naik ke Bromo lagi, kita naik ke gunung Pananjakan, dengan harapan bisa lihat sunrise dari sebalik gunung Bromo. Setelah berjalan kaki lebih dari 3 jam akhirnya kita menemukan spot yang kira-kira bagus buat liat sunrise. Waooww sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan, Subhanallah. Terlihat gunung-gunung yang dibagian kaki gunungnya tertutup kabut tebal seperti baru saja muncul dari sela-sela busa-busa alam. Seperti ingin rasanya untuk terjun bebas ke busa itu dan bemain-main disana,#berkhayal. haha
Eitss tunggu dulu, sepertinya ada yang kurang. Yup, mana sunrisenya?? Sial salah prediksi, mataharinya tertutup punggung gunung Pananjakan yang menjulang tinggi disamping kita, yahhh ga dapet sunrise :(.
sunrise yang gagal, haha tak apalah |
Tapi tak apa, pemandangan indah yang telah disuguhkan ini sangatlah lebih dari cukup untuk mengobati kekecewaan kita, sungguh menakjubkan. Hal ini membuktikan betapa besarnya karunia Allah, dan betapa hebatnya Dia bisa menciptakan alam sedemikian indahnya, sungguh betapa kecil dan tidak mampunya manusia di hadapan-Nya. Subhanallah,,, Kita sebagai manusia kewajiban kita hanyalah untuk menjaga dan merawat alam ini sebaik-baiknya, jangan sampai sedikitpun mengganggu bahkan merusaknya, karena ini semua adalah karunia Allah semata. Save our nature! :)