Dalam periode kehidupan tumbuhan, sepanjang hidupnya tumbuhan melakukan proses pertumbuhan dan perkembangan. Yang mana antara keduanya tesebut memiliki keterkaitan yang sangat erat sehingga tidak dapat dipisahkan.
Pertumbuhan tumbuhan identik dengan bentuk fisik tumbuhan yaitu ukuran, baik panjang maupun volumenya. Hal ini disebabkan sel-sel yang dihasilkan semakin banyak dan besar. Sedangkan jika perkembangan cendenrung kepada fungsi organ-organ tumbuhan yang semakin kompleks dan jelas, atau bisa disebut semakin menuju kepada taraf kedewasaan.
Di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu faktor internal(dalam) dan faktor eksternal(luar). Pada percobaan kali ini penulis mengamati pengaruh faktor eksternal tumbuhan terhadap pertumbuhan tumbuhan, yang dalam percobaan ini penulis menggunakan kacang hijau.
Dari beberapa faktor eksternal yang ada, penulis menggunakan cahaya (sinar matahari) dan suhu atau temperatur sebagai pembanding. Pembanding tersebut dipilih karena dalam melakukan percobaannya tidaklah rumit, alat dan bahannya pun sangat murah dan mudah didapat bahkan bisa dibilang gratis.
Untuk pembanding cahaya matahari, penulis menggunakan tiga tumbuhan yang nantinya dibedakan dalam tempat peletakannya. Yaitu berdasarkan banyak sedikitnya intensitas cahaya. Tumbuhan pertama diletakkan di tempat yang intensitas cahayanya tinggi yaitu diluar rumah yang mendapat sinar matahari seara langsung. Untuk tumbuhan yang kedua diletakkan di dalam kamar yang memiliki intensitas cahaya yang tidak tinggi. Lalu tumbuhan ketiga diletakkan ditempat gelap(intensitas cahaya rendah).
Setelah melakukan pengamatan selama 5 hari. Didapatkan hasil bahwa tmbuhan yang diletakkan di tempat gelap memiliki tinggi yang paling panjang, yaitu 24 cm. Hal ini membuktikan bahwa cahaya mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan dan mempengaruhi kinerja hormon auksin yang bekerja di dalam tumbuhan. Hormon ini berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormon ini dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tmbuhan. Jika tidak terkena cahaya matahari hormon ini menjadi aktif dan jika terkena cahaya matahari hormon ini tidak bekerja. Kondisi fisiologi ini mengakibatkan tumbuhan yang berada di tempat gelap tadi tumbuh lebih cepat dari pada tumbuhan yang terkena cahaya matahari. Disisi lain tumbuhan yang berada di tempat gelap tersebut kondisinya menjadi pucat, kurus dan daunnya tidak berkembang (etiolasi). Keadaan ini terjadi akibat tidak adanya cahaya untuk memproduksi makanan, sehingga energi yang dibentuk tidak optimal.
Dibandingkan tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang pertumbuhannya lebih lambat dengan kondisi relatif pendek, daunnya berkembang baik dan berwarna hijau. Ini membuktikan bahwa kinerja hormon auksin dihambat oleh adanya cahaya matahari.
Untuk pembanding yang kedua, penulis menggunakan suhu atau temperatur. Penulis juga menggunakan tiga tumbuhan kacang hijau. Tumbuhan pertama diletakkan di luar rumah yang terkena sinar matahari sehingga suhu cenderung tinggi. Yang kedua diletakkan di dalam kamar mandi yang mempunyai suhu yang cenderung sejuk dan lembab. Kemudian yang ketiga diletakkan di dalam almari es sehingga suhunya dingin.
Setelah melakukan pengamatan selama 5 hari. Ternyata tanaman kacang hijau yang diletakkan di kamar mandi yang tumbuhnya paling cepat/bagus, sedangkan yang diletakkan di almari es tidak dapat tumbuh. Hal ini membuktikan bahwa tanaman kacang hijau cocok ditanam di tempat yang bersuhu sedang, dan tidak cocok ditanam di lingkungan dingin. Namun tidak menutup kemungkinan tanaman kacang hijau ditanam di daerah yang beriklim tropis.